Minggu, 22 November 2015

TM manajemn

TUGAS MANDIRI
PENGANTAR MANEJEMEN BISNIS
Description: Description: LOGOUPB

ANALISIS PENGARUH SISTEM EKONOMI AMERIKA SERIKAT TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA.
NAMA:M.IRSAN
NPM         :120210206
NAMA DOSEN:
JONTRO SIMANJUNTAK, S.PT., S.E., M.M.
PRODI: TEKNIK INFORMATIKA
kode kelas: 121-MN003-M4

UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah PENGANTAR MANEJEMEN BISNIS.
Saya  menyadari bahwa tulisan  ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat menginginkan  masukan dan saran dari bapak, selaku dosen Mata Kuliah PENGANTAR MANEJEMEN BISNIS Terapan, demi penyempurnaan tugas ini kearah yang lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini juga, Saya  ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada bapak dan teman-teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Akhirnya saya berharap agar tulisan  ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca lainnya dalam proses pembelajaran dikemudian hari.
TERIMA KASIH







Batam, 21 JANUARI 2013


(M.IRSAN)




DAFTAR ISI
           Halaman
COVER...............................................................................................................................      1
KATA PENGANTAR........................................................................................................      2
DAFTAR ISI......................................................................................................................      3

BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................................      4
LATAR BELAKANG........................................................................................................      4
RUMUSAN MASALAH...................................................................................................      5
TUJUAN.............................................................................................................................      6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................      6
SISTEM PEREKONOMIAN.............................................................................................      6
PEREKONOMIAN INDONESIA....................................................................................      7
PEREKONOMIAN AMREIKA........................................................................................      8

BAB III
PEMBAHASAN.................................................................................................................      10

BAB IV
KESIMPULAN..................................................................................................................      19
SARAN...............................................................................................................................      19

PENUTUP...........................................................................................................................      20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................      21




BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang .

          Indonesia dan Amerika Serikat telah lama menjalin hubungan  politik yang strategis untuk  hubungan Ekonomic. Berdasarkan kemitraan Amerika Serikat terhadap Indonesia dan nilai-nilai bersama demokrasi dan pluralism , ada komitmen yang kuat dan  nyata dari kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan bilateral , khususnya dalam Ekonomi (perdagangan dan investasi).  
Terhadap latar belakang dari demokrasi yang solid dan pemeriksaan yang sehat dan konstruktif dan sistem keseimbangan antar lembaga negara, sejak tahun 2006 Indonesia telah memperkenalkan sejumlah reformasi ekonomi yang ditujukan untuk meningkatkan iklim investasi negara tersebut . Reformasi paket yang telah selesai meliputi bidang-bidang seperti kerangka pembagian risiko untuk infrastruktur, UU Bea revisi, dan UU Penanaman Modal, yang disahkan di DPR pada Maret 2007. Dalam proses paralel, ada program berkelanjutan deregulasi, reformasi administrasi dan birokrasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan tata kelola yang baik dari pelayanan publik.
Ekspor AS ke Indonesia pada tahun 1999 mencapai $ 2,0 miliar, turun secara signifikan dari $ 4,5 miliar tahun 1997. Ekspor utama adalah konstruksi peralatan, mesin, penerbangan suku cadang, bahan kimia, dan produk pertanian. Impor AS dari Indonesia pada tahun 1999 mencapai $ 9500000000 dan terdiri terutama peralatan pakaian, mesin dan transportasi, minyak bumi, karet alam, dan alas kaki. Bantuan ekonomi kepada Indonesia dikoordinasikan melalui Consultative Group on Indonesia (CGI), yang dibentuk pada tahun 1989. Ini mencakup 19 negara donor dan 13 organisasi internasional yang bertemu setiap tahun untuk mengkoordinasi bantuan donor.


The US Agency for International Development (USAID) telah memberikan bantuan pembangunan kepada Indonesia sejak tahun 1950. Bantuan awal berfokus pada kebutuhan yang paling mendesak republik baru, termasuk bantuan pangan, rehabilitasi infrastruktur .
Ada komitmen yang kuat nyata dari kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan ekonomi termasuk dalam perdagangan dan investasi. Hubungan penguatan, telah menghasilkan sejumlah langkah konkret seperti : pada bulan Juni 2006 perpanjangan Ekspor-Impor Amerika Serikat cakupan Bank untuk perusahaan swasta Indonesia untuk pertama kalinya sejak tahun 1998, peningkatan kemampuan Indonesia dari Daftar 301 “Priority Watch”  khusus pada bulan November 2006 berdasarkan langkah-langkah untuk meningkatkan penegakan hak kekayaan intelektual, dan dimulainya kembali kerjasama dan kegiatan peningkatan kapasitas antara United State  Forest Service dan Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

a)      Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kita ambil satu hal pokok yang akan kita bahas dalam paper ini, yaitu : Bagaimana cara menghadapi pengaruh sistem perokonomian amerika serikat ?


b)      TUJUAN DAN MANFAAT
1.      Agar indonesia dapat bekerja di bidang ekonomi dengan lebih baik.
2.      Agar indonesia tidak adanya ketergantungan ekonomi indonesia terhadap ekonomi didunia.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

B.  Hubungan Perekonomian Amerika Serikat Dengan Indonesia.

Merupakan suatu tonggak penting dalam ekonomi Amerika Serikat . Amerika Serikat dengan segala pengaruh pentingnya diseluruh dunia membuat negara ini menjadi panutan dan panduan bagi negara lain dalam membangun sistem perekonomian suatu bangsa. Perekonomian Amerika sebenarnya sama dengan negara lain. Dengan mengabdi kepada kepentingan demokratis menjadikan Amerika Serikat sebagai negara yang kuat ( Super Power ) dalam bidang apa saja termasuk dalam perekonomian Amerika. Amerika Serikat adalah negara yang super power dalam mengingat apa saja yang dilakukann negara ini tidak dengan mudah dapat dibantah oleh negara atau lembaga lain seperti Indonesia . Seperti kekuasaan Amerika  pada PBB , karena negara ini adalah salah satu negara yang memiliki hak veto.
Sebagai negara yang kaya sumber akan daya alam dan memiliki populasi terbesar keempat di dunia , menjadikan Indonesia senantiasa menjadi incaran negara-negara penjajah tak terkecuali Amerika Serikat . Intervensi Amerika Serikat terhadap Indonesia telah berlangsung sejak awal kemerdekaan negeri ini. Menurut Timo  Kivimaki pada (76:2003) negara tersebut telah terlibat dalam pembebasan Indonesia dari Belanda seperti pada perjanjian Renville pada tahun 1948. Perjanjian tersebut mampu menekan Belanda  untuk keluar dari Indonesia setelah adanya ancaman dari Amerika Serikat .
Bahkan pada tahun 1947-1950, Departemen Luar Negeri AS menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat strategis bagi kepentingan ekonomi dan politik negara itu di  Asia. Setidaknya untuk tiga hal , yaitu : sebagai sumber bahan baku bagi rekonstruksi Jepang yang porak-poranda akibat perang, bagian dari rencana integrasi ekonomi regional dan mencegah pengaruh komunisme di Asia. Ketika pamor PKI menguat Indonesia , Amerika Serikat meningkatkan kerjasamanya seperti pemberian bantuan teknis pengembangan pangan dan program bantuan dan pelatihan militer yang bertujuan mencetak perwira militer yang bervisi modern dan sejalan dengan kepentingan Amerika Serikat .
Meski demikian, hubungan AS dengan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi, jika ditelaah bukanlah hubungan yang saling menguntungkan namun sebaliknya merugikan Indonesia. Indikasi tersebut setidaknya dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: perdagangan, investasi, utang luar negeri dan pembuatan UU di bidang ekonomi.

C.  Sistem Perekonomian
1.   Indonesia
Indonesia memiliki system ekonomi demokratis didasari atas dasar idiil Pancasila dan landasan konstitusional UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan  masyarakat dan negara harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem ekonomi yang ada di Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Nasional sistem ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang disiapkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan dijadikan dasar untuk pembangunan ekonomi.
Sistem ekonomi Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disebut sistem ekonomi demokrasi. Dengan demikian sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang didasarkan pada kekerabatan dan kerja sama dari, oleh dan untuk orang di bawah kepemimpinan dan pengawasan dari pemerintah .
Dalam sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik dari ekonomi lemah dan pengusaha aktif dalam upaya untuk mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, peran negara dalam perencanaan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Jadi ada kerjasama dan bantuan timbal balik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

3.      Amerika Serikat
Sistem ekonomi Amerika merupakan sistem ekonomi campuran. Sistem ekonomi ini terbukti  telah berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan pendapatan domestik bruto, mengurangi tingkat pengangguran, sampai pada tingginya tingkat pertumbuhan investasi. Ini dapat dilihat dari peringkat 500 perusahaan terbesar di dunia, 133 perusahaan diantaranya berkantor pusat di Amerika sehingga ini semakin mengukuhkan Amerika sebagai negara produsen terbesar di dunia walaupun sebagian besar kegiatan ekonomi diklasifikasikan sebagai jasa.(sumber http://carapedia.com/ekonomi_amerika_info2460.html)
Untuk sebagian besar, Amerika Serikat memiliki ekonomi pasar di mana produsen dan konsumen individu menentukan jenis barang dan jasa yang dihasilkan dan harga dari produk tersebut. Lembaga ekonomi yang paling dasar dalam ekonomi pasar adalah sistem pasar di mana barang dan jasa yang dibeli dan dijual. Itu adalah di mana konsumen membeli sebagian besar pakaian, makanan, dan tempat tinggal yang mereka gunakan, dan sejumlah hal bahwa mereka hanya ingin memiliki atau bahwa mereka gemari.
Perusahaan swasta membuat dan menjual sebagian besar barang-barang dan jasa. Pasar ini bekerja dengan menyatukan pembeli dan penjual yang menetapkan harga pasar dan tingkat output untuk ribuan barang dan jasa yang berbeda.
Sebuah prinsip dari ekonomi Amerika Serikat, datang kembali ke masa kolonial, telah bahwa individu memiliki barang dan jasa yang mereka buat untuk diri mereka sendiri atau membeli untuk mengkonsumsi . Individu dan perusahaan swasta juga mengontrol faktor-faktor produksi.
Sistem ekonomi Amerika Serikat  adalah sistem pasar . yang dimana Amerika Serikat  mengandalkan pasar saham dan perdagangan . Kembali di koloni hari kolonial diperdagangkan barang dengan bangsa lain di Amerika Selatan. Sebagai imbalannya mereka baik punya barang lain atau dibayar dengan uang sehingga penghilang status ekonomi di Amerika Serikat . Amerika Serikat selalu bergantung pada pemerintah untuk mengatur bisnis swasta, alamat kebutuhan yang tidak dipenuhi oleh perusahaan bebas, berfungsi sebagai agen ekonomi kreatif, dan memastikan beberapa ukuran stabilitas perekonomian secara keseluruhan.
Bahwa sistem ekonomi Amerika telah ditandai dengan perubahan yang terus-menerus. Dinamisme yang telah disertai dengan dislokasi - dari konsolidasi sektor pertanian yang mendorong banyak petani dari tanah ke restrukturisasi besar-besaran dari sektor manufaktur yang melihat jumlah pekerjaan pabrik tradisional turun tajam pada 1970-an dan 1980-an .


Sebagai orang Amerika melihatnya, namun, rasa sakit juga membawa keuntungan besar. Ekonomi  Joseph A. Schumpeter mengatakan kapitalisme reinvigorates dirinya melalui "destruksi kreatif." Setelah restrukturisasi, perusahaan - bahkan seluruh industri - mungkin lebih kecil atau berbeda, tapi orang Amerika percaya bahwa mereka akan menjadi lebih kuat dan lebih siap untuk menanggung kerasnya persaingan global. Jobs mungkin hilang, tetapi mereka dapat diganti dengan yang baru dalam industri dengan potensi yang lebih besar.



BAB III
PEMBAHASAN
D.  Pengaruh Sistem Ekonomi Amerika Serikat terhadap Perekonomian Di Indonesia .
Setiap negara mempunyai permasalahan ekonomi dan setiap negara mempunyai cara tersendiri dalam mengatasinya. Ada negara yang dengan tegas menentukan bahwa pemerintah yang harus mengatasi setiap masalah ekonomi, dan pemerintahlah pula yang mengatur semua kegiatan ekonomi. Sebaliknya ada negara yang berpendapat bahwa dalam mengatasi setiap masalah ekonomi dan mengatur semua kegiatan ekonomi diserahkan pada pihak swasta. Selain itu ada juga negara yang mencari jalan tengah antara keduanya. Bagaimana setiap negara menjawab permasalahan-permasalahan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang dianutnya. Dalam rangka menjalankan sistem ekonominya, negara akan membutuhkan pelaku-pelaku ekonomi.

Terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan swasta, dan koperasi. Ketiga pelaku ekonomi tersebut akan menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebuah sistem ekonomi akan berjalan dengan baik jika pelaku-pelakunya dapat saling bekerja sama dengan baik pula dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian sikap saling mendukung di antara pelaku ekonomi sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan ekonomi kerakyatan.
Meski demikian, hubungan AS dengan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi, jika ditelaah bukanlah hubungan yang saling menguntungkan namun sebaliknya merugikan Indonesia. Indikasi tersebut setidaknya dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: perdagangan, investasi, utang luar negeri dan pembuatan UU di bidang ekonomi.





a. Investasi
Setelah kejatuhan Sukarno pada tahun 1965, hubungan AS dengan Indonesia kembali harmonis. Presiden AS di masa itu, Lyndon B. Johnson  misalnya meminta IMF, bank Dunia dan ADB untuk berkerjasama dengan Indonesia dalam  menciptakan stabilitas ekonomi yang sesuai dengan arahan kreditor Barat dan lembaga internasional, peningkatan belanja publik dan peningkatan peran investasi swasta (Simpson, 209:2008). Beberapa bulan setelah dilantik, Presiden Suharto menghapus dekrit April 1965 tentang nasionalisasi perusahaan asing yang dibuat Sukarno. Selain itu, ia juga memberlakukan UU Investasi yang baru pada Desember 1965. Menariknya UU tersebut dibuat setelah adanya permintaan petinggi Freeport, Forbes Wilson dan Robert Duke ke Departemen Luar Negeri AS yang meminta tiga hal terkait dengan rencana investasi mereka di Indonesia: perjanjian jaminan  investasi (IGA), iklim investasi yang mendukung dan adanya hak konsesi yang jelas tanpa ada production sharing (ibid., 232).
Karena saat itu belum ada regulasi tentang investasi, maka pemerintah AS menunjuk Van Sickle Associates yang berbasis di Denver untuk membantu Widjoyo Nitisastro menulis draft UU Investasi. Mirisnya, setelah selesai, draft tersebut diserahkan kepada pemerintah AS untuk dimintai persetujuan. Karena masih memberikan peran yang dominan kepada pemerintah, draft tersebut kembali direvisi hingga sejalan dengan permintaan AS untuk memaksimalkan liberalisasi (ibid., 234).
Setelah pemberlakuan UU tersebut, di Washington dilakukan pertemuan perusahaan-perusahaan besar AS untuk membantu mereka terlibat dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Beberapa bulan setelahnya, sejumlah perusahaan-perusahaan pertambangan AS melakukan perjalanan ke Indonesia untuk menjajaki peluang eksplorasi dan pemilikan konsensesi tambang dan sumber alam lainnya (ibid., 236). Pada tahun 2010 AS juga telah memperbaharui kerjasama investasi dengan Indonesia tahun 1967 melalui perjanjian New Overseas Private Investment Corporation (OPIC) (USAID, 2010).
Besarnya investasi langsung (FDI) AS di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya perusahaan negara tersebut di negara ini. Dalam situs International Trade Centre, disebutkan bahwa saat ini terdapat 277 perusahaan yang berbasis di AS (parent company) yang melakukan investasi langsung di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut tersebar di berbagai sektor. Di sektor migas misalnya ada Cevron, Conocophillips, Exxon Mobile, Halliburton dan Murphy Oil. Tiga perusahaan pertama pada 2009 menguasai 52 persen pengelolaan minyak di Indonesia. Di sektor pertambangan ada Newmont Mining dan Freeport-Mcmoran. Di sektor pertanian dan peternakan ada Monsanto, Dupon dan Chargill. Di sektor perbankan dan investasi ada Citigroup dan JP Morgan. Di bidang perhotelan ada Hyat Group dan Mariot (Ritzl Carlton dan JW Mariot). Di bidang farmasi ada: Pfizer, Abbot, Procter & Gamble dan sejumlah perusahaan multinasional lainnya seperti: Philips Morris, Kraft, dan Cocacola.
Sementara itu di pasar modal, sekitar 60% saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dimiliki oleh investor asing. Dari total investor asing yang tercatat, selain dari investor yang tidak teridentifikasi asal negaranya (74%), pemodal asal AS merupakan investor terbanyak (9%) disusul Inggris (2,7%) Luxemburg (2,5%), Jepang (2%) dan Kanada (2%) (Depkeu: 2008).
Sebagai tambahan, berdasarkan data Biro Analisa Ekonomi AS (BEA) pada tahun 2008, nilai aset dari 165 perusahaan AS yang berinvestasi di Indonesisa mencapai US$ 54 miliar dengan net income sebesar US$8,4 miliar. Aset tersebut lebih dari seperempat dari total aset pemerintah yang mencapai Rp2,072 triliun di tahun yang sama. Meski mereka adalah perusahaan swasta, namun semakin besar keuntungan yang mereka peroleh, maka pendapatan pajak pemerintah AS, yang menjadi tumpuan pendapatan negara, pun akan semakin besar.
Oleh karena itu, tidak mengherenkan jika pemerintah AS sangat getol menuntut negara-negara lain meliberalisasi kran investastinya termasuk di Indonesia. Namun demikian, dengan liberalisasi investasi, kekayaan alam alam Indonesia yang semestinya dimanfatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyatnya justru semakin dikuasai oleh investor asing termasuk diantaranya perusahaan-perusahaan AS. Rakyat Indonesia hanya mendapatkan serpihan-serpihannya berupa pajak dan royalti yang jumlahnya sangat minim.












b.         Perdagangan
Di lihat Dari sisi perdagangan nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat  pada tahun 2010 sebesar US$ 14 miliar atau sembilan persen (9%) dari total ekspornya dan menjadi tujuan ekspor ke-4 seteleh China, Singapura dan Jepang. Sementara impor Indonesia sebesar US$9,4 miliar (7%) atau surplus US$5 miliar. Ekspor utama Indonesia ke AS antara lain karet, minyak bumi, garmen dan sepatu. Sementara itu impor Indonesia didominasi pesawat dan suku cadangnya dan komoditas pertanian: kedelai, kapas dan gandum.
Dengan nilai ekspor hanya satu persen dari total  ekspor negara tersebut, Indonesia bukanlah pangsa pasar utama ekspor AS. Namun demikian, Indonesia tetap dipandang sebagai pasar yang sangat menjanjikan bagi produk-produk AS. Dari sisi ekspor, AS melalui National Export Initiative (NEI) telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari tujuh pasar potensial produk-produk AS selain Vietnam, India, China, Taiwan dan Thailand (USAID, 2010). Perluasan pasar tersebut diperlukan negara tersebut untuk melakukan diversifikasi pasar dan meningkatkan penjualan produk-produk AS terutama saat ini dimana permintaan dalam negeri melemah akibat krisis. Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat dunia, Indonesia tentu saja ini merupakan potensi pasar yang sangat empuk.
Selain itu, untuk meningkatkan ekspor Amerika Serikat ke Indonesia, beberapa bank Indonesia juga mendapat fasilitas kredit impor dari AS sehingga memudahkan bagi importir Indonesia membeli produk-produk AS. Bukan itu saja, untuk memperkuat penetrasi produk AS di Indonesia, AS terus berupaya melakukan liberalisasi sektor perdagangan Indonesia.
Dampak dari liberalisasi di sektor perdagangan tersebut sangat kasat mata. Impor komoditas pertanian seperti beras, kapas, ikan, buah-buahan yang sebenarnya dapat diproduksi secara melimpah di negeri ini, setiap tahun terus mengalami peningkatan. Hal yang sama juga berlaku pada sektor manufaktur. Produk-produk tekstil, alas kaki dan elektronik dan mainan anak misalnya, yang dulu merupakan andalan produksi Indonesia, pangsa pasar domestiknya kini terus menciut karena kalah bersaing dengan produk-produk impor. Imbas dari semua itu, sektor pernian dan perindustrian perlahan mengalami degradasi yang pada akhirnya mengurangi penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. Pengangguran meningkat dan kesejahtreaan mereka semakin menurun.





c.      Utang Luar Negeri
Sementara itu, dari sisi utang luar negeri ketergantungan Indonesia pada Amerika Serikat  juga cukup tinggi. Lebih dari itu, Amerika Serikat juga secara tidak langsung memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap lembaga multilateral seperti Bank Dunia  yang giat memberikan pinjaman ke Indonesia.
Pada masa Orde Baru, AS banyak campur tangan dalam mendesain pembangunan Indonesia yang berbasis utang. Di awal pemerintahannya, presiden Suharto mewarisi utang pemerintahan sebelumnya yang mencapai US$530 miliar (70% GDP). Selain itu, membengkaknya kebutuhan untuk membiayai pembangunan di saat pendapatan dalam negeri masih minim, Suharto bersama tim ekonominya yang sama-sama merupakan didikan AS, menjadikan utang sebagai sumber utama pembiayaannya.
AS merupakan negara yang memprakarsai pembentukan International Governance for Governor of Indonesia (IGGI) yang bersulih nama menjadi CGI pada 1992.  Forum tersebut beranggotakan sejumlah negara dan lembaga donor seperti: Bank Dunia, IMF, ADB, UNDP, Australia, Belgia, Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Selandia Baru, Swiss dan AS. Fungsi dari forum tersebut adalah untuk mengkoordinasikan pemberian utang kepada Indonesia agar digunakan secara efektif.
 Namun dalam perkembangannya, forum tersebut justru membuat ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri semakin besar. Jika pada tahun 1970 utang Indonesia hanya Rp 2,9 maka tahun 1980 angkanya melonjak menjadi Rp24 triliun atau naik delapan kali lipat (Sachs, 118:1989). Pada tahun 2003 CGI memang dibubarkan. Namun ketergantungan Indonesia terhadap utang termasuk kepada AS tetap saja tinggi. Pada tahun 2011, AS merupakan negara donor terbesar ketiga setelah setelah lembaga-lembaga multinasional (Bank Dunia, ADB, dll) dan Jepang, dengan nilai US$ 25 miliar. Utang tersebut yang mencakup pemerintah (US$20 miliar) dan swasta (5 miliar) (Depkeu, 2011).
Selain mendapatkan bunga, dan mendiktekan kepentingannya melalui syarat-syarat mengikat, AS juga mendapatkan berbagai keuntungan lainnya dari utang-utang tersebut. Studi Bappenas (2004) menujukkan bahwa bahwa 75 persen dari utang luar negeri yang


diterima Indonesia justru kembali ke negara donor dalam bentuk pembelian barang (dari negara kreditur) ataupun jasa termasuk diantaranya jasa konsultan. Hal yang sama juga berlaku bagi AS. Sebagai contoh, pada proyek pembangunan 10 ribu MW yang dicanangkan pemerintah, pemerintah AS melalui USTDA’s Geothermal Development Initiative, ikut memberikan bantuan pembangunan goetermal  300MW di Jawa Barat dan 370MW di Halmahera. Agen Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) memperkirakan bahwa proyek tersebut selain dapat meningkatkan ekspor peralatan dari AS juga mampu menyerap tenaga kerja dari negara tersebut dengan nilai  $433 juta atau sekitar Rp 4 triliun (USAID, 2010).
Besarnya ketergantungan pada utang, membuat 20-30% porsi APBN dari dulu hingga sekarang, terbuang hanya untuk membayar utang dan bunganya. Akibatnya belanja pemerintah untuk kegiatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat tidak optimal. Celakanya, negara dan lembaga donor termasuk di dalamnya AS, selalu mendorong pemerintah untuk mengurangi belanja subsidi dan bantuan sosial dengan alasan demi efisiensi. Namun di saat yang sama mereka terus menjejali pemerintah dengan utang beserta syarat-syaratnya yang merugikan Indonesia.





Di sisi lain , Ada beberpa pengaruh sistem Ekonomi Amerika Serikat terhadap Indonesia ,Yaitu :

1.            Beberapa bukti nyata dari intervensi Amerika Serikat dengan ideologi kapitalismenya pada perekonomian Indonesia. Amat jelas keterlibatan tersebut hanya memberikan keuntungan bagi negara tersebut . Sementara bagi rakyat Indonesia sendiri  tidak ada yang diperoleh kecuali penderitaan dan kemiskinan. Angka kemiskinan dan pengangguran yang tinggi dan semakin bertambah .




2.       Kesenjangan pendapatan yang semakin lebar, utang pemerintah yang terus menggunung,  biaya hidup yang mahal , komersialisasi sarana publik seperti pendidikan, kesehatan, ketergantungan pada barang-barang impor merupakan sebagian masalah yang terus menggelayuti negeri ini.

            Jelaslah masalah tersebut tentu tidak akan terselesaikan selama sistem Kapitalisme yang didiktekan Amerika Serikat dan dipelihara oleh sekutunya di negeri ini tidak dihapuskan. Sebagai gantinya, saatnya Indonesia kembali kepada sistem Khilafah Islamiyyah , sistem yang bersumber dari Allah swt, satu-satunya pencipta dan pembuat hukum yang sempurna.
























BAB IV

1)      KESIMPULAN
Meski demikian, hubungan AS dengan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi, jika ditelaah bukanlah hubungan yang saling menguntungkan namun sebaliknya merugikan Indonesia.
Indikasi tersebut setidaknya dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: perdagangan, investasi, utang luar negeri dan pembuatan UU di bidang ekonomi.

                       

2)      SARAN
Mengurangi pengangguran di Indonesia
Dengan membuka lapangan kerja yang lebih banyak, dengan membuka lapangan kerja yang lebih banyak













PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan enulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya




















DAFTAR PUSTAKA
     
Sumber


Tugas Mandiri UPB

1)    program list;  {untukmenampilkan list data karyawan}

uses wincrt;
type
karyawan=record
nama: string;
kelamin: string;
alamat :string;
NIK:string;
end;
var
kry: karyawan;
begin
clrscr;
write('MasukkanNama: '); readln(kry.nama);
write('MasukkanJenisKelamin: '); readln(kry.kelamin);
write('MasukkanAlamat: '); readln(kry.alamat);
write('NIKkaryawan:');readln(kry.NIK);
{untukmemasukkan data karyawan}
writeln(kry.nama);
writeln(kry.kelamin);
writeln(kry.alamat);
writeln(kry.NIK);
{untukmenampilkan data karyawan}
end.









2)    IF THEN
Program Bila nilai >= 75, maka mendapat predikat LULUS
Bila nilai < 75, maka mendapat predikat REMID
Uses wincrt;
Var
    nilai : integer;
Begin
    Write(‘masukkan nilai Anda = ’);
    Readln(nilai);

    If nilai >= 75 then
        begin
             Writeln(‘selamat’);
         Writeln(‘LULUS’);
        end
    Else Writeln(‘REMIDI’);

    Readln;
End.
3)    Program  luas
Uses crt;
Var
    P, l : integer;
    Luas : real;
Begin
    Write(‘masukkan panjang =’);
    Readln(p);
    Write(‘masukkan lebar =’);
    Readln(l);
    If p > 0    then
        Begin
            Luas := p * l;   
        End
    Else luas := 0;

    Writeln(‘Luasnya adalah :’,luas:4:0);
    Readln;
End.




4)    Kualitas Barang di masukkan
Kualitas Harga Per Kg
A/a 1000
B/b 750
C/c 500



Uses
  wincrt;
Var
Berat,harga,hargaperkg:integer;
Kualitas:char;
Begin
Clrscr;
Write(‘ Massukkan Kualitas Buah [A/B/C] : ‘); readln(kualitas);
Write(‘ Berapa Kg berat yang di beli : ‘ ); readln(berat);
Case kualitas of
‘A’,’a’: hargaperkg:=1000;
‘B’,’b’: hargaperkg:=750;
‘C’,’c’: hargaperkg:=500;
Else
Begin
Hargaperkg:=0;
Writeln(‘Salah Input’);
End;
End;




uses crt;
var i:integer;
begin
 clrscr;
 for i := 1 to 5 do
 begin
 write(i);
 writeln(Muhammad irsan');
 end;
 readln;
end.


Array 2 dimensi
program nilai;
uses wincrt;
var i,n,j:integer;
A:array[1..20] of integer;
B:array[1..20] of integer;
begin
write('masukkan banyak bilangan= ');
readln(n);
writeln('masukan data :');
for i:=1 to n do
readln(A[i]);
write('bilangan yang akan ditambahkan= ');readln(j);
for i:=1 to n do
B[i]:=A[i]+j;
writeln;
for i:= 1 to n do
writeln(A[i],'+',j,'=',B[i]);
end.

Program perulangan repeat
program contoh;
    uses crt;
     var
       i:integer;
begin
   clrscr;
     writeln(' SUSUNAN NILAI 10-1');
       i:=10;
        repeat
         writeln(i);
    i:=i-1;
      until i < 1;
        readkey;
      end.
program rekor;
uses wincrt;
type
TSiswa = record
nim : string[8];
nama : string[25];
agama : string[10];
ktp : string[25];
end;
var
s : TSiswa;
umur : integer;
ts : integer;
tl : integer;
begin
clrscr;
write (’Masukkan tahun sekarang: ‘);
readln (ts);
writeln (’Isikan data anda dalam Form ini’);
write (’NIM : ‘);
readln (s.nim);
write (’NAMA : ‘);
readln (s.nama);
write (’TAHUN LAHIR : ‘);
readln (tl);
umur := (ts-tl);
write (’AGAMA : ‘);
readln (s.agama);
write (’NO.KTP : ‘);
readln (s.ktp);
writeln;
writeln (’Berikut ini informasi yang anda berikan: ‘);
writeln (’NIM : ‘, s.nim);
writeln (’NAMA : ‘, s.nama);
writeln (’Umur : ‘, umur);
writeln (’AGAMA : ‘, s.agama);
writeln (’NO.KTP : ‘, s.ktp);
READLN;
end.
array

uses wincrt;

var
matrikA : array[1..10, 1..10] of integer;
matrikB : array[1..10, 1..10] of integer;
matrikC : array[1..10, 1..10] of integer;

a,b,c,i,j,k: integer;

begin
writeln('  >>>Program Perkalian Matrik axb dan bxc<<< ');
writeln;
writeln(' a :   b:   c:   ');
gotoxy(5,3);read(a);gotoxy(10,3);read(b);gotoxy(15,3);read(c);
writeln;

begin
writeln(' Matriks A :');
for i:= 1 to a do
for j:= 1 to b do
begin
gotoxy (j*4, i+6);
readln(matrikA[i,j]);
end;
end;

writeln;

begin
writeln(' Matriks B :');
for j:= 1 to b do
for k:= 1 to c do
begin
gotoxy (k*4, j+11);
readln(matrikB[j,k]);
end;
end;

writeln;

begin
for i:= 1 to a do
    begin
        for k:=1 to c do
        begin
        matrikC[i,k]:=0;
                for j:=1 to b do
                begin
            MatrikC[i,k]:=matrikC[i,k] + matrikA[i,j] * matrikB[j,k];
        end;
    end;
end;
end;

begin
writeln(' Hasil Perkalian Matrik A ',a,'x',b,' dan Matrik B ',b,'x',c,' adalah: ');
for i:=1 to a do
    begin
        for k:=1 to c do
        begin
  
        write(matrikC[i,k]:4);
    end;
    writeln;
end;
end;

readln;

end.
Himpunan set
Program himpunan_bagian;

Uses crt;

Type

Sets = set of char;

Var A,b,

Irisan, union,

Selisih1, Selisih2 : Sets; {Variabel Untuk Menampung Satu}

Lagi : Char;{Huruf}

Procedure Input (var N :Sets; Y:Byte);

Var I : Byte;

Ch : Char;

Begin

For I := 1 to 5 do

Begin

GotoXY (22+I*3,Y); Ch:= Upcase (Readkey);

N := N + [Ch];

If I = 5 then

Begin

GotoXY (22+I*3,Y);write(ch,’)’);

End else

Begin

GotoXY (22+I*3,Y);write(ch,’,’);

End;

End;

End;

Procedure InputData;

Var I : Byte;

Begin

GotoXY (25,1); Write(‘Operasi Himpunan’);

GotoXY (25,2); Write(‘=============’);

GotoXY (10,8); Write(‘Himpunan A : (‘); Input (A,8);

GotoXY (10,10); Write(‘Himpunan B : (‘); Input (B,10);

End;

{Procedure Untuk Cetak Isi Sets ke Layar}

Procedure Cetak (N:Sets; Y:Byte);

Var I : Char;

Begin

GotoXY (30, Y);

For I := #00 to #255 do {Utk Penjelasan baca note pada hal}

If N * [I] then write ( ‘ ’ , I , ‘ ’) ; {Berikutnya}

Write ( ‘ ) ’ ) ;

End;

Procedure Tampilkan;

Begin

GotoXY (10,15) ;Write(‘ Intersection (A,B) =(‘);;

Goto XY (10,17) :Write(‘ Union (A,B) =(‘);

Goto XY (10,19) :Write(‘ Defference (A,B) =(‘);

Goto XY (10,21) :Write(‘ Defference (B,A) =(‘);

End;

Procedure Proses;

Begin

Union := A + B ; {Sets Untuk Union}

Irisan := A * B ; {Sets Untuk Intersection}

Selisih1 := (A-B) ; {Sets Untuk Difference A-B}

Selisih2 := (B-A) ; {Sets Untuk Difference B-A}

Tampilkan;

Repeat

GotoXY(20,23); Write(‘Coba Lagi ( Y/T ) : ‘ ) ;

Lagi :=UpCase (ReadKey);

Until Lagi In [ ‘Y’,’T,’];

End;

Begin {Program Utuma}

While Lagi( ) ‘T’ do

Begin

A := [ ];

B := [ ]; {Set Dikosongkan, Agar pada saat Program}

Clrscr;

Inputdata; Proses;

Readln;

End;

End.
Program fungsi
uses crt;
function Luaspersegipanjang ( p:integer; l:integer ):real;
var luas:real;
begin
clrscr;
luas:= p*l;
luaspersegipanjang:=luas;
end;

var p,l:integer;
luas:real;

begin
writeln('PROGRAM FUNGSI LUAS PERSEGI PANJANG');
writeln('----------------------------------------------------');
write('Masukkan Nilai p : '); readln(p);
write('Masukkan Nilai l : '); readln(l);
write('');
write('Luas persegi panjang adalah ', luaspersegipanjang(p,l):0:0); 
readln;

end.